KEBIASAAN BURUK PARA PENGUNYAH SIRIH
Keywords:
kebiasaan buruk, penyunyah sirih, bad habits, betel chewerAbstract
Kegiatan mengunyah sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lampau. Bahan menyirih selalu disediakan oleh tuan rumah dalam acara yang bersifat kekeluargaan maupun kegiatan adat. Masyarakat percaya menyirih dapat memperkuat gigi, mengobati gigi yang sakit, menyembuhkan luka kecil di mulut serta menghilangkan bau mulut. Kepercayaan tersebut didasarkan pada kandungan dalam bahan menyirih. Meskipun demikian, menyirih juga memiliki dampak negatif yang diperparah oleh kebiasaan buruk para pengunyah sirih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebiasaan buruk para pengunyah sirih. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi terhadap para pengunyah sirih di Desa Genito. Penelitian ini melibatkan 4 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pengunyah sirih kurang memperhatikan kebersihan gigi dan mulut serta membuang residu menyirih sembarang tempat.
Betel chewing has been known by the people of Indonesia since long ago. The material used for betel chewing is always provided by the host in a family or customary event. People believe that chewing betel can strengthen teeth, treat diseased teeth, heal small wounds in the mouth and eliminate bad breath. That belief is based on active compounds in the material used for betel chewing. Even so, Betel chewing also has a negative impact that is compounded by the bad habits of betel chewers. The purpose of this study is to describe the bad habits of betel chewers. This research is a descriptive qualitative research. Data collection techniques are interviews and observations of betel chewers in Genito Village. This study involved 4 respondents. The results showed that the betel chewers paid less attention to dental and oral hygiene. The betel chewers also threw away the betel residues carelessly.