Penerapan Strength Based Counseling Untuk Mengembangkan Resiliensi Remaja
Keywords:
resiliensi, konseling berbasis kekuatan, kekuatan diriAbstract
Resilience is the capacity of the individual in adapting and dealing with various things that are high risk. The background of the research is after pandemic, the data showed that most of adolescents who live in West Java province were at a low level of resilience. There is an urgency for guidance and counseling services to be present as a solution to develop conditions of adolescent resilience. This study uses literature study method with the aim to explain strength-based counseling as a curative service for adolescents with low levels of resilience. Strength based counseling is counseling that focuses on self-strength rather than on weakness, failure or problem that are being experienced by the counselee. Strength based counseling focuses on developing positive thoughts that help counselee to build on their best qualities, find strengths, and improve resilience.
Resiliensi merupakan kemampuan individu dalam beradaptasi dan menghadapi berbagai hal yang beresiko tinggi. Latar belakang penelitian ini adalah pasca pandemi, data menunjukkan bahwa sebagian besar remaja yang tinggal di provinsi Jawa Barat berada pada tingkat resiliensi yang rendah. Terdapat urgensi bagi layanan bimbingan dan konseling untuk hadir sebagai solusi mengembangkan kondisi resiliensi remaja. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan tujuan untuk menjelaskan konseling berbasis kekuatan sebagai layanan kuratif bagi remaja yang memiliki tingkat resiliensi yang rendah. Konseling berbasis kekuatan adalah konseling yang berfokus pada kekuatan diri dan bukan pada kelemahan, kegagalan atau masalah yang sedang dialami konseli. Konseling berbasis kekuatan berfokus pada pengembangan pikiran positif yang membantu konseli untuk membangun kualitas terbaiknya, menemukan kekuatan, dan meningkatkan resiliensi.