Penerapan Strategi Berbasis Bukti Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Siswa
Keywords:
strategi berbasis bukti, kesehatan mental, kesejahteraan siswaAbstract
This type of research is literature research, thus the purpose of this research is to describe descriptive analysis, namely to describe in a narrative way the data obtained regarding the implementation of evidence-based strategies to improve student welfare. Psychological problems in adolescents that indirectly reflect the low well-being of students, this can be seen from the high number of victims of bullying (intimidation or violence) among children/adolescents. PISA research in 2018 concluded that 41 percent of students aged 15 in Indonesia had experienced bullying, at least several times a month. The report also describes the devastating impact of bullying on its victims. The PISA researchers concluded that in general the victims had poor learning outcomes, including low achievement in literacy. Other data from a survey by the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (KPPPA) in 2018 stated that 2 out of 3 teenage boys and girls aged 13-17 years experienced bullying. The survey also reported short-term and long-term impacts on mental health, impaired social functioning and poor learning outcomes. In 2021, KPAI records that there are only cases of bullying in the school environment, so in improving student welfare, stronger evidence is needed to identify effective programs and approaches so that there are hopes and processes where schools can ensure approaches that lead to better results . From the research findings that have been carried out by several researchers regarding well being and satisfaction with school, it can be concluded that they can provide recommendations as evidence of predictor factors for satisfaction with school and can make programs, where according to the author there are three groups of predictors of satisfaction with school, namely professional teachers. plays an important role in its ability to influence student welfare and create quality learning, a school climate that provides a sense of security and comfort for students and support.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara deskriptif analisis, yaitu menggambarkan secara naratif data yang diperoleh mengenai implementasi strategi berbasis bukti untuk meningkatkan kesejahteraan siswa. Permasalahan psikologis pada remaja yang secara tidak langsung mencerminkan rendahnya kesejahteraan siswa, hal ini dapat dilihat dari tingginya angka korban bullying (intimidasi atau kekerasan) dikalangan anak/remaja. Penelitian PISA pada tahun 2018 menyimpulkan bahwa 41 persen siswa berusia 15 tahun di Indonesia pernah mengalami perundungan, setidaknya beberapa kali dalam sebulan. Laporan tersebut juga menggambarkan dampak buruk dari perundungan terhadap korbannya. Para peneliti PISA menyimpulkan bahwa pada umumnya para korban memiliki hasil belajar yang buruk, termasuk rendahnya pencapaian dalam hal literasi. Data lain dari survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada tahun 2018 menyatakan bahwa 2 dari 3 remaja laki-laki dan perempuan berusia 13-17 tahun mengalami perundungan. Survei tersebut juga melaporkan dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan mental, gangguan fungsi sosial, dan hasil belajar yang buruk. Pada tahun 2021, KPAI mencatat kasus perundungan hanya terjadi di lingkungan sekolah, sehingga dalam meningkatkan kesejahteraan siswa diperlukan bukti yang lebih kuat untuk mengidentifikasi program dan pendekatan yang efektif agar ada harapan dan proses dimana sekolah dapat memastikan pendekatan yang mengarah pada hasil yang lebih baik. Dari hasil temuan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai kesejahteraan dan kepuasan terhadap sekolah, dapat disimpulkan bahwa mereka dapat memberikan rekomendasi sebagai bukti faktor prediktor kepuasan terhadap sekolah dan dapat membuat program, dimana menurut penulis terdapat tiga kelompok prediktor kepuasan terhadap sekolah yaitu guru yang profesional memegang peranan penting dalam kemampuannya untuk mempengaruhi kesejahteraan siswa dan menciptakan pembelajaran yang berkualitas, iklim sekolah yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa dan dukungan.