PENENTUKAN TINGKAT BAHAYA LONGSOR DENGAN BANTUAN TEKNOLOGI SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS
DOI:
https://doi.org/10.15294/ka.v1i1.89Keywords:
Bahaya Tanah Longsor, Kecamatan Gebog, Kemiringan Tanah, MitigasiAbstract
Kejadian tanah longsor di Kabupaten Kudus dari tahun ke tahun menunjukkan adanya kenaikan. Kenaikan kejadian tanah longsor selalu diikuti dengan meningkatnya kerugian, baik berupa korban jiwa maupun kerugian harta benda. Manusia dalam konteks bencana, adalah sebagai objek sekaligus subyek dari bencana itu sendiri. Selain menghadapi ancaman sebelum terjadinya bencana, masyarakat juga menanggung kehilangan jiwa dan kerugian harta benda akibat bencana. Untuk mengetahui sebaran tanah longsor di Kecamatan Gebog, dapat dilakukan melalui analisis unit medan. Unit medan disusun dari tumpang susun (overlay) dari 4 peta, yaitu peta geologi, peta tanah, peta lereng, dan peta curah hujan. Setelah ada unit medan, selanjutnya unit medan diisi dengan data tentang parameter longsor yang mencakup data kemiringan lereng, tekstur tanah, tingkat pelapukan batuan, struktur pelapisan batuan, sejarah kejadian longsoran, penggalian/pemotongan lereng, tata air lereng/rembesan, kerapatan vegetasi, curah hujan dan jarak obyek yang berisiko terhadap longsoran. Data tersebut dapat diperoleh dari survei lapangan, dan data sekunder. Untuk mempermudah dalam input data yang sudah diberi skor, dan analisis overlay, maka dapat digunakan program ArcGIS. Berdasarkan hasil pengharkatan dan overlay, maka dapat dibuat peta tingkat bahaya tanah longsor di Kecamatan Gebog, yang selanjutnya peta itu dapat digunakan sebagai dasar mitigasi pengurangan risiko bencana tanah longsor.