Peran Relasi Dalam Keluarga dalam Membentuk Konsep Self pada Wanita Pelaku Self-Injury

Authors

  • Erna Agustina Yudiati Universitas Negeri Semarang
  • Dwi Yuwono Puji Sugiharto Universitas Negeri Semarang
  • Edy Purwanto Universitas Negeri Semarang
  • Sunawan Sunawan Universitas Negeri Semarang

Keywords:

konsep self, self-injury, keluarga

Abstract

Nonsuicidal Self-Injury (NSSI) yang lebih dikenal dengan self-injury atau self-harm, merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk melukai diri sendiri. Pelaku self-injury melukai dirinya tidak untuk menciptakan rasa sakit fisik, tetapi untuk menenangkan rasa sakit emosional yang mendalam. Sebuah tinjauan literatur menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini pernah melakukan self-injury : sekitar 18% remaja (usia 10-17 tahun) dan 13% orang dewasa awal (usia 18-24 tahun) telah melukai diri sendiri; sekitar 20% di antaranya adalah mahasiswa. Banyak orang yang melukai diri sendiri tumbuh dalam keluarga dimana ekspresi emosi dan kemarahan tidak ditoleransi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, pengumpulan datanya dengan wawancara semi terstruktur, observasi, dan studi documenter. Responden penelitian ini adalah : Ayah dan ibu pelaku self-injury, 5 pasang, dan bersedia menjadi responden. Analisis Data yang digunakan adalah Model Miles dan Huberman (1994). Hasilnya ada sembilan tema yang menggambarkan bahwa orangtua yang memberi pengaruh paling kuat dalam pembentukan konsep diri pada anak, kurang dapat menjalankan fungsi dan perannya sebagaimana mestinya. Peran keluarga, terutama orangtua sangat dibutuhkan untuk mengembangkan konsep diri anak menjadi lebih positif, agar dapat mengatasi tindakan NSSI.

Downloads

Published

2022-09-30

Issue

Section

Articles