ANALISIS MORTALITAS DAN KEMAMPUAN MAKAN KUTU KANDANG Alphitobius diaperinus AKIBAT TERPAPAR EKSTRAK BIJI MAHONI DAN BIJI PEPAYA

Authors

  • L Afifah Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang
  • P Widiyaningrum Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang

Keywords:

ekstrak, biji, insektisida, mahoni, pepaya

Abstract

Biji mahoni dan biji pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, tanin, steroid dan fenolik yang dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan menganalisis mortalitas dan kemampuan makan Alphitobius diaperinus yang terpapar ekstrak biji mahoni dan biji pepaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Uji mortalitas menggunakan 6 perlakuan ekstrak dengan konsentrasi 0%,20%,40%,60%,80% dan 100% dengan 4 kali ulangan selama 3x24 jam. Uji penghambatan konsumsi pakan digunakan 6 perlakuan ekstrak dengan konsentrasi 0%,10%,20%,30%,40% dan 50% dengan 5 kali ulangan selama 4 minggu. Data mortalitas di analisis deskriptif dan analisis probit untuk menentukan nilai LC50 dan LC90. Data penghambatan konsumsi pakan dianalisis menggunakan one-way ANOVA dan uji lanjut LSD. Feeding Deterrent Index (FDI) dihitung untuk mengetahui seberapa kuat efek antifeedant dari kedua ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak biji mahoni memberi efek mortaltas lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak biji pepaya. Nilai LC50 dan LC90 ekstrak biji mahoni berturutturut 43,060% dan 47,735%. Nilai LC50 dan LC90 ekstrak biji pepaya berturutturut 70,225% dan 72,911%. Perbedaan konsentrasi ekstrak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin tinggi pula kemampuan penghambatan pakan. Berdasarkan nilai FDI, ekstrak biji mahoni memberikan efek penghambatan konsumsi pakan kategori sedang, sedangkan ekstrak biji pepaya memberi efek kategori rendah.

Additional Files

Published

2022-11-28

Issue

Section

Zoologi