KONSERVASI TUMBUHAN SECARA IN SITU, EX SITU DAN INOVASINYA UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN SDGs KE-15
Keywords:
ex situ, in situ, konservasi, SDGs 15 life on landAbstract
Sebagai salah satu negara dengan megabiodiversity terbesar di dunia, Indonesia menghadapi ancaman deforestasi, degradasi lahan, dan perubahan iklim yang menyebabkan banyak spesies tumbuhan menghadapi risiko kepunahan, bahkan sebagian besar belum teridentifikasi secara ilmiah. Oleh karena itu, diperlukan strategi konservasi yang efektif untuk menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati. Artikel ini bertujuan mengkaji strategi konservasi tumbuhan melalui pendekatan in situ dan ex situ serta menelaah berbagai inovasi berbasis riset mutakhir dalam mendukung pencapaian SDGs ke-15 atau Life on Land. Metode penelitian yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan menganalisis artikel-artikel ilmiah bereputasi yang diterbitkan dalam 5-10 tahun terakhir. Hasil kajian menunjukkan bahwa konservasi in situ efektif dalam melindungi spesies di habitat alaminya dengan tetap mempertahankan interaksi ekologi, sementara konservasi ex situ sangat penting dilakukan agar pelestarian dalam menjaga spesies tanaman ini tidak punah sebab memungkinkan pelestarian plasma nutfah secara efektif melalui kebun raya, bank benih, dan kebun botani. Inovasi mutakhir seperti kultur jaringan, kriopreservasi, DNA barcoding, serta pemanfaatan teknologi digital dan remote sensing terbukti meningkatkan efektivitas konservasi tumbuhan. Penelitian ini menegaskan keterkaitan konservasi dengan SDGs 15, yakni mendukung upaya menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati, melindungi ekosistem daratan, dan mendorong pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan. Strategi in situ dan ex situ memiliki sifat saling melengkapi, sementara dukungan inovasi riset memperkuat efektivitas konservasi. Dengan demikian, konservasi tumbuhan berperan penting dalam menjamin kelangsungan hidup tumbuhan, khususnya spesies endemik Indonesia yang memiliki nilai ekologis tinggi.