Pemberdayaan Peternak Ulat Hongkong Sebagai Bentuk Urban Farming Melalui Peningkatan Kapasitas Produksi Di Kota Semarang
Keywords:
budidaya ulat hongkong, urban farming, kapasitas produksi, media budidaya, nutrisi panganAbstract
Ketahanan pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Tantangan untuk mewujudkan ketahanan pangan semakin besar, karena kasus alih fungsi lahan produktif, ancaman produksi pangan (hama dan iklim), dan semakin meningkatnya ongkos produksi. Guna menghadapi tantangan tersebut di atas sehingga banyak dikembangkan konsep atau model pertanian berkelanjutan. Salah satunya adalah konsep pertanian urban atau urban farming. Bentuk urban farming lazimnya berupa kegiatan pertanian sayuran dan hortikultura mengingat lahan yang digunakan sempit dan terbatas. Sehingga sayuran atau buah-buahan menggunakan polibag dan pot-pot bekas sebagai tempat media tanam. Namun demikian, konsep urban farming juga dapat diterapkan untuk kegiatan budidaya peternakan, yakni budidaya ulat hongkong. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diarahkan pada peningkatan kapasitas produksi dan pemasaran ulat hongkong untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal terebut sinergi dengan arah kebijakan pembangunan nasional 2015-2019 sebagai perwujudan agenda NAWA CITA, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Selain itu sinergi pula dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2018 juga salah satunya diarahkan untuk memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis unggulan lokal, melalui peningkatan kuantitas dan kualitas produk, pemasaran dan pemanfaatan akses permodalan. Permasalahan yang dihadapi mitra diantaranya adalah masih rendahnya jumlah produk ulat hongkong sehingga hasil penjualannya belum dapat menutup biaya produksi. Hal tersebut mendorong mitra binaan untuk mengembangkan kapasitas produksi agar meningkatkan hasil diperoleh. Berdasarkan permasalahan mitra tersebut, maka solusi yang diberikan dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen ini adalah peningkatan kapasitas produksi budidaya ulat hongkong dengan fokus pada penambahan media budidaya dan penambahan nutrisi pangan.