Peran Pendidikan Karakter untuk Menghadapi Tren Flexing di Era Teknologi
Keywords:
pendidikan karakter, moral, flexingAbstract
Flexing adalah tindakan pamer yang dilakukan secara individual atau kelompok melalui media sosial. Terkadang pelaku flexing sering memamerkan yang melebihi batas, seperti pamer kendaraan dan barang mewah, sampai pamer tindakan yang tidak pantas atau berlawanan dengan moral. Dikarenakan tindakan flexing ini bermuatan negatif maka diperlukanĀ pendidikan yang mampu untuk menghadapi fenomena tersebut, salah satunya adalah pendidikan karakter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran pendidikan karakter berbasis teori Lickona untuk menghadapi tren tindakan flexing pada era teknologi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan menelusuri sumber-sumber hasil penelitian terkait pendidikan karakter dalam kerangka teori Lickona dan tindakan flexing. Dengan melakukan penelusuran secara deskriptif, komparatif, dan analitik maka diharapkan mampu menjelaskan peran pendidikan karakter guna menghadapi tren hidup pamer atau flexing. Hasil dari penelitian pustaka ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter memberikan alternatif pendidikan yang komprehensif di dalam diri individu. Hal ini dikarenakan dalam pendidikan karakter memerhatikan tiga dimensi, yakni moral knowing yang berperan memberikan dimensi pengetahuan untuk menentukan mana yang baik dan buruk, sehingga dalam konteks ini memberikan kerangka kognitif bagi individu untuk menilai tindakan flexing. Moral feeling berperan menggugah dan melatih hati nurani dalam diri individu, sehingga melatih sisi emosional individu untuk peka sosial atas tindakan flexing. Moral action berperan pada psikomotor individual yang dilandaskan pada pengetahuan dan afeksi, sehingga memberikan kecenderungan bertindak baik pada individu. Manfaat penelitian untuk masyarakat adalah memberikan gambaran konseptual yang berdasarkan studi literatur terkait peran penting pendidikan karakter untuk mengahadapi tren flexing.