Idiologi pada Novel Naksir Anak Teroris Karya Ditta Arieska

Authors

  • Ahmad Sunardi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 50237, Indonesia
  • Teguh Supriyanto Universitas Negeri Semarang, Semarang, 50237, Indonesia
  • Fathur Rokhman Universitas Negeri Semarang, Semarang, 50237, Indonesia
  • Agus Nuryatin Universitas Negeri Semarang, Semarang, 50237, Indonesia

Keywords:

kepemimpinan; ideology; kekuatan cinta

Abstract

Sebuah karya sastra novel akan mempunyai nilai jika memberikan sumbangsih pada peradaban manusia. Novel yang mempunyai nilai kebermanfaatan akan mampu menjawab permasalahan kehidupan, termasuk memberikan pemahaman idiologi yang benar agar tidak sesat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk idiologi pada novel Naksir Anak Teroris. Metode yang digunakan adalah teori hegemoni Gramsci dengan menganalisis kutipan kalimat novel yang mengandung idiologi. Hasil penelitian ini ditemukan novel Naksir Anak Teroris ditemukan idiologi kepemimpinan, dan idiologi cinta. Unsur dominannya adalah idiologi cinta, dengan cinta teman-teman Isson, Pak Wahab, dan teman yang  menaruh hati pada Isson, mereka rela berkorban untuk memperjuangkan bahwa Isson tidak bersalah. Idiologi kepemimpinan ditemukan pada kepemimpinannya Isson sebagai ketua kelas dapat memanajemen petugas upacara dengan adil dan menerapkan kesetaraan gender, merubah guru galak menjadi bijak. Saran untuk peneliti sastra selanjutnya adalah galilah idiologi cinta disetiap sastra karena dengan cinta pada ceritera novel semuanya dapat berubah dan idiologi cintalah penentu ceritera pada sebuah novel.

Downloads

Published

2023-06-20

Issue

Section

Articles