Pekerjaan fisik eksternal yang dipantau oleh perangkat wearable (GPS/GNSS/IMU) dan cedera otot pada anggota tubuh bawah dalam sepak bola: Tinjauan sistematis dan meta-analisis
Keywords:
Beban kerja eksternal; sepak bola; pemantauan GPS; pemantauan IMU; cedera otot; tinjauan sistematisAbstract
Cedera otot pada anggota tubuh bawah umum terjadi dalam sepak bola dan sering dikaitkan dengan fluktuasi beban latihan. Pemantauan beban kerja eksternal berbasis GPS/GNSS dan IMU kini menjadi rutin, namun bukti mengenai hubungannya dengan risiko cedera masih tidak konsisten. Tinjauan ini bertujuan untuk mensintesis bukti terkini mengenai hubungan antara variabel beban kerja yang dihasilkan dari GPS/IMU dan cedera otot pada anggota tubuh bawah pada pemain sepak bola. Mengikuti pedoman PRISMA, kami melakukan pencarian di PubMed dan Scopus hingga September 2025. Studi yang memenuhi syarat melibatkan pemain sepak bola di semua level kompetisi, melaporkan metrik beban kerja berbasis GPS/IMU, dan mencakup hasil cedera otot. Kualitas studi dievaluasi menggunakan Skala Newcastle–Ottawa. Cedera otot pada anggota tubuh bawah umum terjadi dalam sepak bola dan sering dikaitkan dengan fluktuasi beban latihan. Pemantauan beban kerja eksternal berbasis GPS/GNSS dan IMU kini menjadi rutin, namun bukti mengenai hubungannya dengan risiko cedera masih tidak konsisten. Tinjauan ini bertujuan untuk mensintesis bukti terkini mengenai hubungan antara variabel beban kerja yang dihasilkan dari GPS/IMU dan cedera otot pada anggota tubuh bawah pada pemain sepak bola. Mengikuti pedoman PRISMA, kami melakukan pencarian di PubMed dan Scopus hingga September 2025. Studi yang memenuhi syarat melibatkan pemain sepak bola di semua level kompetisi, melaporkan metrik beban kerja berbasis GPS/IMU, dan mencakup hasil cedera otot. Kualitas studi dievaluasi menggunakan Skala Newcastle–Ottawa. Dua belas studi memenuhi kriteria inklusi untuk sintesis kualitatif; namun, hanya empat studi yang menyediakan data statistik yang dapat diekstraksi untuk penggabungan kuantitatif. Keempat studi ini menyumbang 21 perbandingan ukuran efek independen, dianalisis sebagai rasio peluang (OR) atau risiko relatif (RR). Definisi dan ambang batas beban kerja bervariasi secara signifikan antar studi—terutama zona kecepatan, metrik sprint, dan perhitungan ACWR—membatasi perbandingan langsung. Meta-analisis berbasis OR (dari dua studi) menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara beban kerja tinggi dan risiko cedera (OR gabungan = 1,33, 95% CI 0,85–2,07; p = 0,21; I² = 93%). Sebaliknya, meta-analisis berbasis RR (dari dua studi) menunjukkan hubungan yang signifikan, dengan beban kerja tinggi lebih dari dua kali lipat risiko cedera (RR gabungan = 2,33, 95% CI 1,65–3,30; p < 0,00001; I² = 0%). Mengingat jumlah studi yang dapat diekstraksi terbatas dan heterogenitas yang signifikan dalam definisi beban kerja, temuan ini sebaiknya diinterpretasikan sebagai eksploratif rather than konfirmasi. Beban kerja eksternal yang dipantau dengan GPS/IMU mungkin terkait dengan risiko cedera otot, tetapi arah dan magnitudenya bergantung pada pendekatan analitis dan bagaimana “beban kerja tinggi” dioperasionalkan. Studi prospektif berskala besar dengan definisi beban kerja yang standar diperlukan untuk memperkuat dasar bukti.