Implementasi Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Peserta Didik Kelas VII C SMPN 44 Semarang
Keywords:
Model Problem Based Learning, Peningkatan, Keterampilan Kolaborasi.Abstract
Kolaborasi dalam kelas menjadi salah satu keterampilan sosial yang penting bagi peserta didik ketika pembelajaran karena peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari satu sama lain teman dalam kelompok ketika belajar. Model problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran konstruktivisme yang dapat membuat peserta didik belajar lebih aktif, kolaboratif dan kontekstual. Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik kelas VII C SMPN 44 Semarang. Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas melalui pengumpulan data observasi. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pertama, sebelum diterapkannya model pembelajaran problem based learning, kemampuan kolaborasi peserta didik kelas VII C SMPN 44 Semarang menggambarkan rata-rata presentase sebesar 56,25% peserta didik dengan penilaian "cukup" dan 43,75% peserta didik dengan kategori "kurang". Kedua, setelah melalui tindakan siklus I, terjadi peningkatan kemampuan kolaborasi peserta didik dengan mencapai rata-rata presentase sebesar 46,88% peserta didik mendapat penilaian "cukup", 37,50% peserta didik dengan kategori "baik", dan 15,62% peserta didik dengan kategori "sangat baik". Ketiga, setelah melalui tindakan siklus II, kemampuan kolaborasi peserta didik terus meningkat hingga mencapai rata-rata presentase sebesar 6,25% peserta didik dengan kategori "baik" dan 93,75% peserta didik dengan penilaian "sangat baik". Oleh karena itu, penelitian ini diberhentikan sampai pada siklus II karena telah mencapai keberhasilan. Terakhir, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning berpengaruh positif terhadap kemampuan kolaborasi peserta didik kelas VII C SMPN 44 Semarang , sebagaimana terlihat dari peningkatan yang signifikan dari presentase sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I dan II.